"Temukan keutamaan beramal di bulan Rajab, puasa sunnah, shalat, dzikir, dan hadits terkait. Pelajari fakta dan pemahaman bulan mulia dalam Islam."
Keutamaan Beramal di Bulan Rajab
Bulan Rajab, yang termasuk dalam empat bulan suci Islam, memiliki keistimewaan tersendiri. Beramal di bulan ini dihargai tinggi oleh umat Muslim, karena Rajab dianggap sebagai salah satu bulan yang penuh keberkahan. Meskipun keutamaan beramal di bulan Rajab tidak terlalu berbeda dengan bulan-bulan lainnya, namun penting untuk menyadari bahwa setiap amalan di bulan ini memiliki nilai spiritual yang signifikan.
Menjaga puasa Rajab
Melaksanakan puasa di bulan Rajab merupakan amalan sunnah muakkadah yang sangat dianjurkan. Pelaksanaannya dapat dilakukan sepanjang 1-30 Rajab atau pada hari-hari tertentu, seperti Kamis pertama, kedua, atau ketiga, serta Jumat pertama atau kedua. Puasa Rajab memiliki berbagai keutamaan, termasuk pahala besar, pengampunan dosa, dan peningkatan ketaqwaan kepada Allah. Jangan lewatkan kesempatan untuk meraih manfaat spiritual melalui ibadah puasa di bulan yang mulia ini.
Meningkatkan ibadah shalat
Meningkatkan ibadah shalat memiliki pentingan tersendiri selama bulan Rajab, selain pelaksanaan puasa. Berbagai jenis shalat, seperti shalat malam, tahajud, dhuha, dan sunnah, dapat menjadi sarana untuk menambah pahala ibadah di bulan yang mulia ini.
Memperbanyak dzikir dan doa
Amalan yang sangat dianjurkan pada bulan Rajab melibatkan dzikir dan doa. Bisa dilaksanakan kapan saja, sejahtera pagi, terang siang, atau malam penuh keberkahan. Perbanyak pula bacaan istighfar, tahlil, serta merenungkan ayat-ayat suci Al-Quran untuk mendapatkan manfaat spiritual yang lebih besar.
Berinfak dan beramal sholeh
Amalan berinfak dan beramal sholeh memiliki posisi penting dalam bulan Rajab. Terdapat berbagai cara untuk melaksanakan kebaikan, seperti memberikan sedekah kepada yang membutuhkan, menyumbang untuk pembangunan masjid, atau terlibat dalam amalan sholeh lainnya.
Dengan berkomitmen pada amalan-amalan ini selama bulan Rajab, diharapkan kita dapat meraih keutamaan, pahala besar, pengampunan dosa, dan peningkatan ketaqwaan kepada Allah.
Hadits Keutamaan beramal di bulan Rajab
Imam Ibnu Hajar al-‘Asqalani menyusun sebuah kitab memuat hadits-hadits tentang keutamaan beramal di bulan Rajab. Kitab tersebut berjudul:
تبيين العجب بما ورد فى فضل رجب
“Penjelasan tentang hal-hal yang menakjubkan berkaitan dengan keutamaan bulan Rajab.”
Beliau sampai pada kesimpulan bahwa semua hadits-hadits tersebut tidak ada yang shahih, hanya dha’if (lemah) dan bahkan maudhu’ (palsu)
Imam Ibnu Hajar al-‘Asqalani pernah berkata:
إن شهر رجب لم يرد حديث خاص بفضل الصيام فيه ، لا صحيح ولا حسن .
“Sesungguhnya tentang bulan Rajab, tidak ada hadits khusus tentang keutamaan berpuasa di bulan Rajab. Tidak ada hadits shahih maupun hadits hasan”.
Beberapa Hadits Dha’if Tentang Beramal di Bulan Rajab.
إن فى الجنة نهرا يقال له رجب ، ماؤه أشد بياضا من اللبن وأحلى من العسل ،من صام يوما من رجب سقاه الله من ذلك النهر
“Sesungguhnya di surga ada satu sungai bernama sungai Rajab. Airnya lebih putih daripada susu dan lebih manis daripada madu. Siapa yang berpuasa satu hari di bulan Rajab, maka Allah Swt memberinya minum dari sungai itu”. [HADIS DHA’IF].
من صام من رجب يوما كان كصيام شهر، ومن صام منه سبعة أيام غلَّقت عنه أبواب الجحيم السبعة ومن صام منه ثمانية أيام فتحت له أبواب الجنة الثمانية ، ومن صام منه عشرة أيام بدلت سيئاته حسنات
“Siapa yang melaksanakan puasa di bulan Rajab satu hari, sama seperti berpuasa satu bulan. Siapa yang berpuasa tujuh hari, akan ditutup tujuh pintu neraka. Siapa yang berpuasa delapan hari, akan dibukakan delapan pintu surge. Siapa yang berpuasa sepuluh hari, dosanya diganti menjadi kebaikan”.
[HADIS DHA’IF].
رجب شهر الله وشعبان شهرى ورمضان شهر أمتى
[HADIS DHA’IF].
صوم أول يوم من رجب كفارة ثلاث سنين و الثاني كفارة سنتين و الثالث كفارة سنة ثم كل يوم شهرا .
على أهل كل بيت أن يذبحوا شاة في كل رجب و في كل أضحى شاة .
Beberapa Hadits Maudhu’ (Palsu) tentang bulan Rajab
رجب شهر عظيم يضاعف الله فيه الحسنات فمن صام يوما من رجب فكأنما صام سنة ومن صام منه سبعة أيام غلقت عنه سبعة أبواب جهنم ومن صام منه ثمانية أيام فتحت له ثمانية أبواب الجنة ومن صام منه عشرة أيام لم يسأل الله شيئا إلا أعطاه إياه ومن صام منه خمسة عشر يوما نادى مناد في السماء : قد غفر لك ما مضى فاستأنف العمل ومن زاد زاده الله عز و جل . وفي رجب حمل الله نوحا في السفينة فصام رجب وأمر من معه أن يصوموا فجرت بهم السفينة ستة أشهر آخر ذلك يوم عاشوراء أهبط على الجودي فصام نوح ومن معه والوحش شكرا لله عز و جل . وفي يوم عاشوراء أفلق الله البحر لبني إسرائيل . وفي يوم عاشوراء تاب الله عز و جل على آدم وفيه ولد إبراهيم
“Rajab adalah bulan yang agung. Di dalamnya amal dilipatgandakan. Siapa yang melaksanakan puasa satu hari di bulan Rajab, maka seakan-akan ia telah berpuasa satu tahun. Siapa yang berpuasa tujuh hari, ditutupkan tujuh pintu neraka. Siapa yang berpuasa delapan hari, dibukakan delapan pintu surge. Siapa yang berpuasa sepuluh hari, Allah akan memberikan apa yang ia minta. Siapa yang puasa lima belas hari, ada yang berseru dari langit: “Engkau telah diampuni atas dosamu yang lalu. Mulailah beramal. Siapa yang menambah amal, maka Allah menambah balasan”. Pada bulan Rajab Allah membawa nabi Nuh dalam perahu, ia melaksanakan puasa di bulan Rajab dan ia memerintahkan semua yang ada bersamanya agar berpuasa. Perahu itu berlayar selama enam bulan, berakhir pada hari Asyura, ia terdampar di bukit al-Judy. Maka nabi Nuh dan orang-orang yang bersamanya dan binatang buas berpuasa bersyukur kepada Allah Swt. Pada hari Asyura, Allah membelah lautan untuk Bani ISrail. Pada hari Asyura, Allah menerima taubat nabi Adam. Pada hari Asyura nabi Ibrahim dilahirkan”. [HADIS MAUDHU’].
من صلى المغرب فى أول ليلة من رجب ثم صلى بعدها عشرين ركعة، يقرأ فى كل ركعة بفاتحة الكتاب وقل هو الله أحد مرة ويسلم فيهن عشر تسليمات حفظه الله فى نفسه وأهله وماله وولده ، وأجير من عذاب القبر، وجاز على الصراط كالبرق بغير حساب ولا عذاب
“Siapa yang melaksanakan shalat Maghrib pada awal malam bulan Rajab, kemudian melaksanakan shalat dua puluh rakaat, pada setiap rakaat membaca al-Fatihah dan surat al-Ikhlash satu kali dengan sepuluh kali salam. maka Allah Swt menjaga dirinya, keluarganya, harta dan anaknya. Ia diselamatkan dari azab kubur. Ia melewati titian sirat seperti petir tanpa hisab dan azab”. [HADIS MAUDHU’/PALSU].
خمس ليال لا ترد فيهن الدعوة : أول ليلة من رجب وليلة النصف من شعبان وليلة الجمعة وليلة الفطر وليلة النحر
“Ada lima malam yang doa pada malam itu tidak ditolak: malam pertama bulan Rajab, malam nishfu Sya’ban, malam Jum’at, malam Idul Fithri dan malam Idul Adha”. [HADIS MAUDHU’].
Bulan Rajab Bulan Mulia
Allah menetapkan bahwa bulan-bulan yang diakui di sisi-Nya berjumlah dua belas, yang telah diaturNya sejak penciptaan langit dan bumi. Dalam periode tersebut, terdapat empat bulan yang dihormati dan dianggap suci. Prinsip-prinsip agama yang benar ini menegaskan untuk tidak melibatkan diri dalam tindakan melawan diri sendiri selama keempat bulan tersebut. Selain itu, diwajibkan untuk melawan musyrikin dengan tekad yang sama seperti mereka melawan kita. Penting untuk diingat bahwa Allah selalu mendukung orang-orang yang menjalankan ketakwaan (lihat Qs. At-Taubah [9]: 36).
Penjelasan tentang 4 bulan mulia tersebut dijelaskan dalam hadits,
عَنْ أَبِى بَكْرَةَ عَنِ النَّبِىِّ - صلى الله عليه وسلم - قَالَ « إِنَّ الزَّمَانَ قَدِ اسْتَدَارَ كَهَيْئَتِهِ يَوْمَ خَلَقَ اللَّهُ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ ، السَّنَةُ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا مِنْهَا ، أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ، ثَلاَثٌ مُتَوَالِيَاتٌ ، ذُو الْقَعْدَةِ وَذُو الْحِجَّةِ وَالْمُحَرَّمُ وَرَجَبُ مُضَرَ الَّذِى بَيْنَ جُمَادَى وَشَعْبَانَ »
Dari Abu Bakrah, dari Rasulullah Saw, “Sesungguhnya zaman itu beredar seperti bentuknya ketika Allah menciptakan langit dan bumi. Satu tahun itu dua belas bulan. Empat diantaranya adalah bulan haram (mulia). Tiga bulan berturut-turut; Dzulqa’dah, Dzulhijjah dan Muharram. Dan Rajab Mudharr yang terletak antara Jumada (akhir) dan Sya’ban”. (HR. Al-Bukhari).
Rajab, sebagai salah satu dari empat bulan haram, merupakan waktu yang sangat dianjurkan untuk meningkatkan amal shaleh. Rasulullah Saw sering berpuasa selama bulan ini sebagai contoh bagi umat Islam. Selayang pandang pada bulan Rajab sebagai periode yang khusus untuk beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah.
Dalam Sunan Abi Daud dinyatakan:
حَدَّثَنَا إِبْرَاهِيمُ بْنُ مُوسَى حَدَّثَنَا عِيسَى حَدَّثَنَا عُثْمَانُ - يَعْنِى ابْنَ حَكِيمٍ - قَالَ سَأَلْتُ سَعِيدَ بْنَ جُبَيْرٍ عَنْ صِيَامِ رَجَبَ فَقَالَ أَخْبَرَنِى ابْنُ عَبَّاسٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- كَانَ يَصُومُ حَتَّى نَقُولَ لاَ يُفْطِرُ وَيُفْطِرُ حَتَّى نَقُولَ لاَ يَصُومُ.
Ibrahim bin Musa meriwayatkan kepada kami; Isa meriwayatkan kepada kami; Utsman bin Hakim meriwayatkan kepada kami, ia berkata, “Saya bertanya kepada Sa’id bin Jubair tentang puasa Rajab”. Ia menjawab, “Ibnu Abbas memberitahukan kepada saya bahwa Rasulullah Saw berpuasa hingga kami mengatakan ia tidak berpuas dan ia berpuasa hingga kami mengatakan ia tidak berpuasa”. (HR. Abu Daud, Bab: Berpuasa di Bulan Rajab).
Hadits ini menunjukkan makna bahwa Rasulullah Saw sering melaksanakan puasa di bulan Rajab, hingga mereka menyangka Rasulullah Saw tidak puasa, ternyata Rasulullah SAW sedang berpuasa. Sebaliknya, mereka menyangka Rasulullah Saw sedang berpuasa, ternyata Rasulullah SAW sedang tidak berpuasa.
عَنْ أَبِى السَّلِيلِ قَالَ حَدَّثَتْنِى مُجِيبَةُ - عَجُوزٌ مِنْ بَاهِلَةَ - عَنْ أَبِيهَا أَوْ عَنْ عَمِّهَا قَالَ أَتَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- لِحَاجَةٍ مَرَّةً فَقَالَ « مَنْ أَنْتَ ». قَالَ أَوَمَا تَعْرِفُنِى قَالَ « وَمَنْ أَنْتَ ». قَالَ أَنَا الْبَاهِلِىُّ الَّذِى أَتَيْتُكَ عَامَ أَوَّلٍ. قَالَ « فَإِنَّكَ أَتَيْتَنِى وَجِسْمُكَ وَلَوْنُكَ وَهَيْئَتُكَ حَسَنَةٌ فَمَا بَلَغَ بِكَ مَا أَرَى ». فَقَالَ إِنِّى وَاللَّهِ مَا أَفْطَرْتُ بَعْدَكَ إِلاَّ لَيْلاً. قَالَ « مَنْ أَمَرَكَ أَنْ تُعَذِّبَ نَفْسَكَ مَنْ أَمَرَكَ أَنْ تُعَذِّبَ نَفْسَكَ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ صُمْ شَهْرَ الصَّبْرِ رَمَضَانَ». قُلْتُ إِنِّى أَجِدُ قُوَّةً وَإِنِّى أُحِبُّ أَنْ تَزِيدَنِى. فَقَالَ « فَصُمْ يَوْماً مِنَ الشَّهْرِ ». قُلْتُ إِنِّى أَجِدُ قُوَّةً وَإِنِّى أُحِبُّ أَنْ تَزِيدَنِى. قَالَ « فَيَوْمَيْنِ مِنَ الشَّهْرِ ». قُلْتُ إِنِّى أَجِدُ قُوَّةً وَإِنِّى أُحِبُّ أَنْ تَزِيدَنِى. قَالَ « وَمَا تَبْغِى عَنْ شَهْرِ الصَّبْرِ وَيَوْمَيْنِ فِى الشَّهْرِ ». قَالَ قُلْتُ إِنِّى أَجِدُ قُوَّةً وَإِنِّى أُحِبُّ أَنْ تَزِيدَنِى. قَالَ « فَثَلاَثَةَ أَيَّامٍ مِنَ الشَّهْرِ ». قَالَ وأَلْحَمَ عِنْدَ الثَّالِثَةِ فَمَا كَادَ قُلْتُ إِنِّى أَجِدُ قُوَّةً وَإِنِّى أُحِبُّ أَنْ تَزِيدَنِى. قَالَ « فَمِنَ الْحُرُمِ وَأَفْطِرْ ».
Ia menjawab, “Saya orang Bahilah yang datang tahun lalu”.
Rasulullah Saw berkata, “Ketika engkau datang kepadaku, tubuhmu, raut wajahmu dan penampilanmu bagus. Apa yang terjadi padamu?”.
Komentar Syekh Syu’aib al-Arna’uth: hadits hasan li ghairihi.
Posting Komentar