Kisah inspiratif tentang perjalanan dakwah Syarifuddin Khalifah yang berhasil mengislamkan ribuan orang di berbagai negara sejak usia lima tahun.
Perjalanan Dakwah di Kenya: Kisah Bocah Ajaib yang Menggemparkan
Tahun 1998, di Distrik Pumwani, Kenya, ribuan orang berkumpul untuk menyaksikan keajaiban seorang bocah bernama Syarifuddin Khalifah. Meskipun usianya baru lima tahun, dia sudah mampu menguasai lima bahasa dan dikenal luas sebagai "Miracle Kid of East Africa".
Syarifuddin tiba di Kenya sebagai bagian dari safari dakwahnya yang telah mencakup hampir seluruh kota di Tanzania, tanah kelahirannya. Berita tentang bocah ajaib ini menyebar cepat melalui mulut ke mulut dan juga lewat media sosial seperti YouTube, sehingga banyak orang yang penasaran ingin melihat langsung sosoknya.
Antusiasme Masyarakat Kenya Menyambut Syarifuddin
Ribuan orang berkumpul, tidak hanya umat Islam, tetapi juga umat Kristen. Mereka terkesima oleh fakta bahwa Syarifuddin, yang lahir dari keluarga Katolik, sudah hafal Al-Qur’an sejak usia 1,5 tahun. Kedatangan bocah ini disambut meriah, dengan pengawalan ketat seolah dia adalah seorang pemimpin negara.
Setibanya di lokasi, Syarifuddin menuju tenda yang telah disiapkan, didampingi oleh Haji Maroulin. Wajah manisnya yang penuh ketenangan dan kewibawaan membuat masyarakat Kenya terpana, bahkan melebihi kesan kedewasaan orang dewasa pada umumnya.
Taushiyah yang Membuka Mata Hati
Saat tiba waktunya untuk berceramah, Syarifuddin naik ke podium dengan penuh percaya diri. Setelah menyampaikan salam dan memuji Allah serta bershalawat kepada Nabi, ia memulai ceramahnya dengan bahasa Arab yang sangat fasih, diakui oleh para ulama yang hadir di sana. Kemampuan berceramahnya yang luar biasa memukau semua orang, termasuk umat Kristen yang hadir.
"ÙˆَÙ…َا Ø£َرْسَÙ„ْÙ†َاكَ Ø¥ِÙ„َّا رَØْÙ…َØ©ً Ù„ِÙ„ْعَالَÙ…ِينَ"
"Dan tidaklah Kami mengutus engkau (Muhammad), melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi seluruh alam." (QS. Al-Anbiya: 107)
Syarifuddin tidak hanya mengutip ayat-ayat Al-Qur’an, tetapi juga sesekali mengutip kitab suci agama lain, sehingga membuat pendengarnya merenung kembali atas keyakinan mereka. Keajaiban ini membuat hati banyak orang tersentuh, termasuk umat Kristen yang hadir saat itu.
Dialog dan Syahadat: Momen Hidayah yang Mengharukan
Setelah ceramah, banyak umat Kristen yang mendekati Syarifuddin untuk berdialog tentang Islam, Kristen, dan kitab-kitab terdahulu. Bocah ajaib ini mampu menjawab semua pertanyaan dengan baik dan memuaskan. Momen ini menjadi titik awal hidayah bagi ratusan orang Kristen yang memutuskan untuk mengucapkan syahadat.
"Ø£َØ´ْÙ‡َدُ Ø£َÙ†ْ Ù„َا Ø¥ِÙ„َÙ‡َ Ø¥ِÙ„َّا اللهُ ÙˆَØ£َØ´ْÙ‡َدُ Ø£َÙ†َّ Ù…ُØَÙ…َّدًا رَسُولُ اللهِ"
"Saya bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, dan saya bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah."
Meski terdengar terbata-bata, syahadat yang diucapkan dengan hati tulus itu menandakan awal baru dalam hidup mereka. Air mata kebahagiaan mengalir, dan takbir ribuan kaum Muslimin yang menyaksikan peristiwa itu menggema di bumi Kenya.
Kisah Sukses Dakwah Syarifuddin di Berbagai Negara
Keberhasilan dakwah Syarifuddin tidak hanya terjadi di Kenya. Di negara asalnya, Tanzania, serta di Libya dan beberapa negara lainnya, ribuan orang telah mengucapkan syahadat melalui perantaraannya. Keajaiban ini sungguh luar biasa, mengingat usianya yang saat itu masih lima tahun.
Kisah nyata ini menjadi inspirasi bagi umat Islam di seluruh dunia, membuktikan bahwa hidayah bisa datang dari mana saja dan melalui siapa saja, termasuk seorang bocah kecil seperti Syarifuddin Khalifah.