-->
cfFp0twC8a3yW2yPPC8wDumW5SuwcdlZsJFakior
Bookmark

Kisah Musa La Ode Abu Hanafi: Hafiz Cilik yang Memukau Dunia di Ajang Internasional

Musa La Ode Abu Hanafi, bocah hafiz Alquran yang mengharumkan nama Indonesia di ajang Musabaqah Hifzil Quran Internasional di Mesir.

Musa La Ode Abu Hanafi, bocah Indonesia berusia tujuh tahun, telah mengharumkan nama Indonesia di ajang Musabaqah Hifzil Quran Internasional yang diadakan di Sharm El-Sheikh, Mesir. 

Prestasinya sebagai hafiz cilik Alquran yang mampu menghafal 30 juz Alquran, membuatnya menjadi buah bibir dunia, terutama karena berhasil meraih juara ke-3 dalam kompetisi tersebut. Lebih mengesankan lagi, ia menjadi kontestan termuda dalam kategori anak-anak, bersaing dengan peserta yang usianya jauh lebih tua dari dirinya.

Perjalanan Musa dalam Kompetisi Internasional

Musa berkompetisi melawan 80 peserta lain dari 60 negara di seluruh dunia, termasuk negara-negara dengan budaya Islam yang kuat seperti Mesir, Arab Saudi, Sudan, dan Kuwait. Meskipun usianya baru tujuh tahun, ia berhasil menjawab enam pertanyaan dengan sempurna di hadapan Grand Juri, Sheikh Helmy Gamal, Wakil Ketua Mesir Quraa Union. Kemampuan Musa dalam melafalkan ayat-ayat Alquran membuat kagum tidak hanya juri, tetapi juga penonton dan peserta lainnya.

Pesan dari Presiden Mesir dan Keajaiban Musa

Prestasi Musa di Musabaqah Hifzil Quran Internasional tidak hanya mendapat apresiasi dari juri, tetapi juga dari Presiden Mesir, Abdel Fattah Al-Sisi, yang secara khusus memberikan pujian kepadanya. 

Menteri Mesir, Prof. Dr. Mohamed Mochtar Gomaa, mengungkapkan kekagumannya pada Musa, terutama karena bocah ini berasal dari negara non-Arab dan tidak fasih berbahasa Arab, namun mampu membacakan Alquran dengan sempurna. 

Para peserta lain pun tak segan-segan menunjukkan kekaguman mereka dengan mencium kepala Musa, simbol penghormatan dalam budaya Arab.

Keberhasilan Musa Mengangkat Nama Indonesia di Dunia Internasional

Musa La Ode Abu Hanafi adalah satu-satunya peserta dari Indonesia yang dikirim oleh Departemen Agama Indonesia untuk berkompetisi di Mesir. Prestasinya tidak hanya mengharumkan nama bangsa, tetapi juga meningkatkan kecintaan bangsa lain terhadap Indonesia. 

Lauti Nia Sutedja, Koordinator Media dan Sosial Budaya Kedutaan Besar Indonesia di Kairo, menyatakan bahwa Musa telah menjadi simbol keajaiban bagi banyak orang yang menyaksikan penampilannya.

Ia menambahkan bahwa seluruh resital Musa selama kompetisi telah direkam dan akan diunggah melalui halaman resmi Kedutaan Besar Indonesia di Facebook dan YouTube, sehingga masyarakat Indonesia dapat melihat langsung bakat luar biasa dari hafiz cilik ini. Prestasi Musa juga menjadi motivasi bagi generasi muda di Indonesia untuk lebih giat mempelajari dan menghafal Alquran.

Musabaqah Hifzil Quran Internasional: Platform Prestasi Hafiz Cilik Dunia

Musabaqah Hifzil Quran Internasional yang diselenggarakan di Mesir merupakan ajang tahunan yang mengumpulkan para penghafal Alquran dari berbagai penjuru dunia. Pada tahun 2016, kompetisi ini berlangsung dari 10 hingga 14 April, dengan diikuti oleh peserta dari berbagai negara seperti Malaysia, Brunei Darussalam, Arab Saudi, Sudan, Maroko, dan Indonesia. Setiap peserta menunjukkan kemampuannya dalam menghafal dan melafalkan ayat-ayat Alquran dengan fasih dan benar.

Meningkatkan Cinta Alquran di Kalangan Anak-anak

Kisah Musa menjadi inspirasi bagi banyak orang, terutama anak-anak yang ingin mendalami Alquran. Melihat prestasi Musa, banyak yang tergerak untuk memulai perjalanan hafalan Alquran sejak dini. Hafalan Alquran tidak hanya melibatkan kemampuan ingatan, tetapi juga komitmen, dedikasi, dan kecintaan pada kitab suci ini.

Bagi anak-anak di Indonesia, Musa menjadi simbol harapan bahwa dengan usaha dan ketekunan, tidak ada yang mustahil, termasuk menghafal 30 juz Alquran pada usia muda. Oleh karena itu, penting bagi para orang tua untuk mendukung dan memfasilitasi anak-anak mereka dalam mempelajari Alquran sejak usia dini.