cfFp0twC8a3yW2yPPC8wDumW5SuwcdlZsJFakior
Bookmark

Sekilas tentang Maulid Ad-Diba'i dan Pengarangnya Wajihuddin ‘Abdurrahman bin ‘Ali bin Muhammad al-Syaibani

Di antara berbagai karya sastra yang mengisahkan kehidupan dan keagungan Nabi Muhammad SAW, Maulid al-Diba’ adalah salah satu yang paling populer. Karya ini ditulis oleh Al-Imam Wajihuddin Abdur Rahman bin Muhammad ad-Diba’i, seorang ulama hadits terkemuka. Istilah "Diba'" diambil dari nama penulisnya, yang dikenal luas sebagai Ibn al-Daiba’. Beliau lahir pada 866 H (1461 M) dan wafat pada 944 H (1537 M).

Siapa Al-Imam Wajihuddin Abdur Rahman ad-Diba’i?

Al-Imam Wajihuddin Abdur Rahman bin Muhammad ad-Diba’i adalah seorang ulama hadits dan sejarawan yang masyhur. Beliau wafat di kota Zabid pada 26 Rajab 944 H. Profil beliau dapat ditemukan dalam kitab Maulid al-Hafidz ibn al-Daiba’i, yang disusun oleh Sayyid 'Alawi al-Maliki. Al-Diba'i dikenal dengan keahliannya dalam ilmu hadits, mencapai derajat Hafiz, yaitu mereka yang menghafal lebih dari 100.000 hadits dengan sanadnya.

هو وجيه الدين عبدالرحمن بن علي بن محمد الشيباني اليمني الزبيدي الشافعي (المعروف بابن الديبع , والديبع بمعنى الأبيض بلغة السودان هولقب لجده الأعلى بن يوسف ) ولدفى المحرم سنة 866 ه وتوفي يوم الجمعة ثاني عشر من رجب الفرد سنة 944 ه. وكان صدوق اللسان حسن اللهجة حلوالحديث (مولد الحافظ ابن الديبع , ص 5)

“Dia adalah Wajihuddin 'Abdurrahman bin 'Ali bin Muhammad al-Syaibani al-Yamani al-Zubaidi al-Syafi’i (dikenal sebagai Ibn al-Daiba'. al-Daiba' dalam bahasa Sudan berarti putih. Itu julukan dari kakeknya yang agung Ibn Yusuf). Beliau lahir pada bulan Muharram tahun 866 H dan wafat pada hari Jum'at tanggal 12 Rajab tahun 944 H.” (Maulid al-Hafidz ibn al-Daiba’, hal 5)

Beliau adalah seorang ulama hadits yang terkenal dan tiada bandingnya pada masa hayatnya. Beliau mengajar kitab Shahih Al-Bukhari lebih dari 100 kali khatam. Beliau mencapai derajat Hafiz dalam ilmu hadits, yaitu seorang yang menghafal lebih dari 100,000 hadits dengan sanadnya. Setiap hari beliau mengajar hadits dari masjid ke masjid.

Diantara guru-gurunya ialah Al-Imam Al-Hafiz As-Sakhawi, Al-Imam Ibnu Ziyad, Al-Imam Jamaluddin Muhammad bin Ismail, mufti Zabid, Al-Imam Al-Hafiz Tahir bin Husain Al-Ahdal dan lain – lain. 

Karya-Karya Al-Imam Ad-Diba’i

Selain terkenal sebagai ulama hadits, Al-Imam Ad-Diba’i juga merupakan seorang muarrikh (sejarawan) yang produktif. Karya-karya beliau mencakup berbagai bidang, termasuk hadits, fiqih, dan sejarah. Di antara karyanya yang paling dikenal adalah Maulid al-Diba', sebuah syair yang memuji kehidupan Nabi Muhammad SAW.

Karya Populer Al-Imam Ad-Diba’i

  • Qurrotul ‘Uyun: Sebuah karya yang membahas sejarah Yaman.
  • Mi'raj: Kitab yang mengisahkan perjalanan Isra' Mi'raj Nabi Muhammad SAW.
  • Taisiirul Usul: Karya dalam bidang fiqih.
  • Bughyatul Mustafid: Sebuah kitab syair.

Karya-karya ini menegaskan bahwa beliau termasuk golongan Ahl al-Sunnah wa al-Jama’ah, dengan mengikuti madzhab Syafi'i. Salah satu bukti beliau termasuk golongan Sunni adalah pada salah satu shalawat dalam kitab Majmu’ Mawalid wa Ad’iyah:

يارب وارض عن الصحابة * يارب وارض عن السلالة

“Ya Rabbi, ridhoilah para sahabat Nabi SAW, Ya Rabbi ridhoilah keturunan Nabi SAW.” (Majmu’ Mawalid wa Ad’iyah, hal 66)

Pentingnya Maulid al-Diba’ dalam Tradisi Islam

Maulid al-Diba’ adalah karya sastra yang sangat dihormati dalam tradisi Islam, terutama dalam memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW. Karya ini mengandung syair-syair yang memuji keagungan Nabi, serta menggambarkan kehidupan beliau dengan cara yang indah dan penuh spiritualitas. 

Dalam peringatan Maulid Nabi, Maulid al-Diba’ sering dibacakan sebagai bagian dari perayaan yang diadakan di berbagai komunitas Muslim di seluruh dunia.

Karya ini juga menjadi sumber inspirasi bagi banyak umat Islam untuk lebih memahami dan mendalami cinta kepada Nabi Muhammad SAW. Oleh karena itu, Maulid al-Diba’ bukan hanya sebuah karya sastra, tetapi juga sebuah sarana spiritual yang mendekatkan umat kepada teladan agung Rasulullah SAW.

Penutup

Maulid al-Diba’ karya Al-Imam Wajihuddin Abdur Rahman ad-Diba’i adalah sebuah warisan besar dalam dunia Islam yang terus hidup hingga kini. Dengan menggabungkan syair-syair indah dan pemahaman yang mendalam tentang kehidupan Nabi Muhammad SAW, karya ini menjadi salah satu rujukan penting dalam tradisi Maulid Nabi. Melalui pembacaan Maulid al-Diba’, umat Islam diingatkan kembali akan keagungan dan kasih sayang Nabi Muhammad SAW sebagai panutan sejati.

Diantara hasil karya yang bercerita tentang hal-ihwal baginda Nabi Muhammad saw secara sastrawi adalah Maulid al-Diba’. Istilah ini diambil dari nama pengarangnya yaitu Al-Imam Wajihuddin Abdur Rahman bin Muhammad bin Umar bin Ali bin Yusuf bin Ahmad bin Umar ad-Diba`i Asy-Syaibani Al-Yamani Az-Zabidi Asy-Syafi`i.

Ad-Diba’I wafat di kota Zabid pada pagi hari Jumat tanggal 26 Rojab 944 H. Mengenai profil Ad-Diba’I disebutkan dalam kitab Maulid al-Hafidz ibn al-Daiba’i, karya Sayyid ‘Alawi al-Maliki bahwa ia adalah:

هو وجيه الدين عبدالرحمن بن علي بن محمد الشيباني اليمني الزبيدي الشافعي (المعروف بابن الديبع , والديبع بمعنى الأبيض بلغة السودان هولقب لجده الأعلى بن يوسف ) ولدفى المحرم سنة 866 ه وتوفي يوم الجمعة ثاني عشر من رجب الفرد سنة 944 ه. وكان صدوق اللسان حسن اللهجة حلوالحديث (مولد الحافظ ابن الديبع , ص 5)

“Dia adalah Wajihuddin ‘Abdurrahman bin ‘Ali bin Muhammad al-Syaibani al-Yamani al-Zubaidi al-Syafi’I (yang dikenal dengan Ibn al-Daiba’i. al-Daiba’ menurut bahasa Sudan artinya putih. Itu julukan kakeknya yang agung Ibn Yusuf). Beliau dilahirkan pada bulan Muharram tahun 866 H dan wafat pada hari jum’at tanggal 12 Rajab tahun 944 H. (Jadi usia beliau kurang lebih 76 tahun). Beliau seorang yang jujur, lemah lembut tutur katanya dan indah bahasanya. (Maulid al-Hafidz ibn al-Daiba’, hal 5)

Beliau dilahirkan pada 4 Muharram 866 H (8 Oktober 1461 M) dan wafat hari Juma’at 12 Rajab 944 H (15 Desember 1537 M). Beliau adalah seorang ulama hadits yang terkenal dan tiada bandingnya pada masa hayatnya. Beliau mengajar kitab Shahih Al-Bukhari lebih dari 100 kali khatam. Beliau mencapai derajat Hafiz dalam ilmu hadits, yaitu seorang yang menghafal lebih dari 100,000 hadits dengan sanadnya. Setiap hari beliau mengajar hadits dari masjid ke masjid.

Diantara guru-gurunya ialah Al-Imam Al-Hafiz As-Sakhawi, Al-Imam Ibnu Ziyad, Al-Imam Jamaluddin Muhammad bin Ismail, mufti Zabid, Al-Imam Al-Hafiz Tahir bin Husain Al-Ahdal dan lain – lain. Selain itu, beliau juga masyhur sebagai seorang muarrikh (ahli sejarah) yang teliti. Di antara kitab – kitab karangan beliau ialah:

Dalam bidang fiqih, beliau bermadzhab Syafi’i. oleh sebab itu, beliau termasuk golongan Ahl al-Sunnah wa al-Jama’ah, karena masih mengakui dan mengikuti salah satu madzhab empat. Banyak hal yang bisa dijadikan bukti bahwa beliau termasuk golongan Sunni. Antara lain, di dalam shalawat yang dikarang, beliau mengatakan:

يارب وارض عن الصحابة * يارب وارض عن السلالة * (مجموعة مولد وأدعية , ص 66)

“Ya  Rabbi, ridloilah para sahabat Nabi SAW, Ya Rabbi ridlailah keturunan Nabi SAW.” (Majmu’ Mawalid wa Ad’iyah, hal 66).

Ibn Diba` termasuk ulama yang produktif dalam menulis. Hal ini terbukti beliau mempunyai banyak karangan baik dibidang hadis ataupun sejarah. Karyanya yang paling dikenal adalah syair-syair sanjungan (madah) atas Nabi Muhammad SAW. yang terkenal dengan sebutan Maulid Diba`i,

Diantara buah karyanya yang lain : Qurrotul `Uyun yang membahas tentang seputar Yaman, kitab Mi`roj, Taisiirul Usul, Bughyatul Mustafid dan beberapa bait syair. Beliau mengabdikan dirinya hinga akhir hayatnya sebagai pengajar dan pengarang kitab.

Sumber: nu.or.id

0

Posting Komentar

close