-->
cfFp0twC8a3yW2yPPC8wDumW5SuwcdlZsJFakior
Bookmark

Apakah Boleh Menambahkan Kata Sayyidina dalam Bacaan Tasyahud Sholat?

Tasyahud adalah salah satu gerakan rukun dalam sholat. Namun, terdapat perbedaan pendapat antara ulama terkait dengan tambahan lafaz sayyidina dalam bacaan tasyahud. Menurut M Masrur dalam bukunya yang berjudul Memahami Arti Bacaan Shalat, hal ini masih menjadi perdebatan para ulama.

Meskipun demikian, mayoritas ulama Syafiiyah membolehkan penggunaan tambahan kata sayyidina dalam tasyahud. Sebab, memberikan tambahan ini merupakan salah satu bentuk adab dalam sholat. Oleh karena itu, lebih baik dilakukan daripada ditinggalkan.

Terdapat sebuah hadits yang menyatakan, “Jangan menyebut sayyidina untukku”, namun hadits ini merupakan hadits palsu dan tidak dapat dijadikan sebagai dalil. 

Hal tersebut dijelaskan oleh Syekh Wahbah Zuhaili dalam karyanya yang berjudul al-Fiqh al-Islamy wa Adillatahu. Oleh karena itu, bacaan tasyahud yang benar adalah sebagai berikut:

التَّحِيَّاتُ الْمُبَارَكَاتُ الصَّلَوَاتُ الطَّيِّبَاتُ لِلَّهِ السَّلَامُ عَلَيْك أَيُّهَا النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ السَّلَامُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللَّهِ الصَّالِحِينَ, أَشْهَدُ أَنْ لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللهِ اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ  

‎وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ، وَ بَارِكْ عَلٰى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ ، وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ، فِى الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ 

“Attahiyyatul mubarokatus sholawatut thoyyibatulillah. Assalamu 'alaika ayyuhan nabiyyu wa rohmatullahi wa barokatuh. Assalamu 'alaina wa ala ibadillahis sholihin. Asyahdu an laa ilaha illallah wa asyhadu anna Muhammadan Rasulullah. 

Allahumma sholli ala sayyidina Muhammad. Wa alaa aali sayyidina muhammad. Kamaa shallaita 'alaa sayyidinaa Ibraahim wa'alaa aali sayyidinaa ibraahim wabaarik 'alaa sayyidinaa muhammad wa 'alaa aali sayyidina muhammad. Kamaa baarakta 'alaa sayyidinaa ibraahiim wa 'alaa aali sayyidina Ibraahiim fil'aalamiina innaka hamiidum majiid.

Yang artinya, “Segala penghormatan, keberkahan, doa-doa dan kebaikan hanya bagi Allah. Semoga salam sejahtera selalu tercurahkan kepadamu Wahai Nabi, demikian pula rahmat Allah dan berkah-Nya dan semoga salam sejahtera selalu tercurah kepada kami dan hamba-hamba Allah yang saleh. Aku bersaksi bahwa tiada sembahan kecuali Allah dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah.”.

Ya Allah, curahkanlah rahmat kepada junjungan kami, Nabi Muhammad SAW, dan kepada keluarganya, sebagaimana Engkau curahkan rahmat kepada Nabi Ibrahim dan keluarganya. Berikanlah keberkahan kepada junjungan kami, Nabi Muhammad SAW dan keluarganya, sebagaimana Engkau memberkahi kepada Nabi Ibrahim dan keluarganya. Sesungguhnya Engkau Mahaterpuji lagi Mahaagung di seluruh alam."   

Penambahan Kata Sayyidina dalam Bacaan Tasyahud Sholat Menurut Ustadz Adi Hidayat

Ustadz Adi Hidayat, seorang ulama dan da'i terkenal di Indonesia, telah membahas penggunaan "Sayyidina" dalam bacaan shalat. Dalam salah satu tausiyahnya, beliau menjelaskan tentang bagaimana pengucapan "Sayyidina" seharusnya diaplikasikan dalam tasyahhud shalat.

Menurut penjelasan Ustadz Adi Hidayat, pengucapan "Sayyidina" biasanya terdapat pada tasyahhud akhir atau ketika membaca shalawat pada Nabi Muhammad Saw. Ucapan tersebut ditujukan sebagai penghormatan pada Nabi Muhammad Saw.

Pendapat Ulama Tentang Penggunaan "Sayyidina"

Penggunaan "Sayyidina" dalam tasyahhud shalat sebenarnya masuk dalam kategori ikhtilaf, atau perbedaan pendapat di kalangan ulama. Beberapa ulama membenarkan penggunaannya, sementara beberapa ulama lain menyarankan untuk tidak mengucapkan kata tersebut.

Ustadz Adi Hidayat Menyarankan Tidak Menggunakan "Sayyidina"

Dalam pemaparannya, Ustadz Adi Hidayat menyatakan bahwa ia mendukung untuk tidak menggunakan kata "Sayyidina" dalam tasyahhud shalat. Ia berpendapat bahwa dalam shalat, yang diperuntukkan hanya untuk Allah, sehingga penggunaan "Sayyidina" sebenarnya tidak diperlukan.

Ustadz Adi Hidayat juga menambahkan bahwa kalimat tasyahhud yang diajarkan oleh Nabi Muhammad Saw tidak terdapat kata "Sayyidina". Oleh karena itu, ia lebih memilih untuk mengikuti kalimat yang telah diajarkan oleh Nabi Muhammad Saw.

Kalimat Tasyahhud yang Disarankan oleh Ustadz Adi Hidayat

Ustadz Adi Hidayat juga memberikan alasannya mengapa memilih untuk tidak mengucapkan 'Sayyidina', yaitu karena adanya dua alasan.

Alasan pertama, menurutnya sholat kembali lagi dalam tujuannya, yaitu hanya untuk kepada Allah.

Alasan kedua yaitu mengikuti kalimat yang langsung diajarkan oleh Nabi.

"Maka dalam sholat kalau saya cenderung kepada kalimat yang tidak menggunakan kata 'sayyidina' dengan dua alasan", kata Ustadz Adi Hidayat.

0

Posting Komentar