Bagaimana Anda menghadapi situasi ketika lampu padam di malam hari dan keadaan menjadi sangat gelap? Beberapa orang mungkin merasa jengkel atau kesal. Lainnya mungkin merasa sedih karena pekerjaan mereka terhenti. Atau ada pula yang marah dan mengutuki kegelapan.
Namun, cerita Nabi Muhammad yang diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dalam literatur hadits mursal-nya dan termaktub dalam Kitab Tafsir Jalalain karya Syekh Jalaluddin Muhammad bin Ahmad Al-Mahalli memiliki perspektif yang berbeda:
Suatu Malam yang Gelap Bersama Rasulullah
Pada suatu malam yang tenang, Rasulullah bersama istrinya, Sayyidah ‘Aisyah radhiyallahu anha, sedang menikmati waktu bersama. Tiba-tiba, lampu yang menerangi rumah mereka padam, dan keadaan menjadi sangat gelap.
Dengan ketenangan, Nabi Muhammad berkata dengan penuh wibawa:
إِنَّا للهِ وَ إِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُوْنَ
Innā lillāhi wa innā ilaihi rāji‘ūn.
Yang berarti, "Sesungguhnya kita semua milik Allah, dan hanya kepada-Nyalah kita semua akan kembali."
Mendengar ucapan suaminya, Sayyidah ‘Aisyah meminta penjelasan dengan mengatakan,
"Yang padam ini hanyalah lampu penerangan."
Pengertian Musibah Menurut Nabi Muhammad SAW
Mungkin Sayyidah ‘Aisyah saat itu berpikir bahwa kalimat tarji' (bacaan innalillahi) hanya diucapkan ketika terjadi musibah besar, seperti ketika seorang saudara muslim meninggal dunia atau terjadi bencana alam yang mengakibatkan banyak korban jiwa. Namun, Nabi Muhammad memiliki pandangan yang berbeda, beliau menjelaskan,
"Segala sesuatu yang menyusahkan seorang mukmin, itu adalah musibah."
Inilah cara pandang dan sikap Nabi Muhammad dalam memahami musibah. Nabi selalu melibatkan Allah dalam setiap aspek kehidupan, dalam setiap peristiwa, termasuk dalam hal sepele seperti lampu yang padam. Apalagi dalam perkara yang lebih penting, tentu saja Nabi tak akan lupa untuk mengingat Allah ta'ala.
Hikmah Mengingat Allah dalam Kehidupan Sehari-hari
Melalui kisah ini, Nabi Muhammad mengajarkan kepada kita betapa pentingnya mengingat Allah dalam kehidupan sehari-hari. Dampak mengingat Allah sangat positif bagi kehidupan kita. Ketika kita selalu waspada dan hati kita terhubung dengan Allah ta'ala, saat menghadapi situasi yang tidak sesuai dengan rencana, kita tidak mudah merasa sedih atau kecewa.
Bahkan dalam keadaan bahagia, kita tidak akan menjadi sombong, lupa diri, atau terlalu bangga. Kita menyadari bahwa segala sesuatu terjadi atas kehendak Sang Pencipta. Allah adalah zat yang terbaik dalam mengatur takdir kehidupan manusia.
Posting Komentar