Artikel ini mengisahkan kisah tragis Bui Tuan Lam, seorang penjual mi di Vietnam yang membuat parodi terhadap Salt Bae. Dia dihukum 5 tahun penjara karena dianggap melakukan propaganda anti-negara. Baca untuk mengetahui lebih lanjut tentang kontroversi, reaksi publik, dan pelajaran yang dapat dipetik dari kasus ini.
Siapa Salt Bae dan Mengapa Dia Viral?
Salt Bae adalah julukan untuk Nusret Gokce, seorang koki dan pengusaha restoran asal Turki yang terkenal karena gaya uniknya dalam membumbui daging.
Dia menjadi viral di media sosial setelah mengunggah video dirinya memotong dan menaburkan garam ke atas daging dengan gerakan yang dramatis dan sensual.
Salah satu video Salt Bae yang paling populer adalah saat dia menyajikan steak berlapis emas kepada Jenderal To Lam, Menteri Keamanan Masyarakat Vietnam, di restoran Nusr-et di London pada November 2021.
Video itu menimbulkan kontroversi dan kemarahan publik Vietnam karena harga steak tersebut sangat mahal dan melebihi gaji bulanan menteri.
Bagaimana Penjual Mi Meniru Salt Bae?
Menanggapi video Salt Bae dan Jenderal To Lam, seorang penjual mi di Vietnam bernama Bui Tuan Lam memutuskan untuk membuat parodi dengan menirukan gaya Salt Bae dalam menaburkan daun bawang ke atas mangkuk mi sapi. Dia mengunggah video parodinya di Facebook dengan menyebut dirinya sebagai "Bae Daun Bawang" pada 13 November 2021.
Video itu menjadi viral dan mendapat banyak respons positif dari netizen yang menganggapnya sebagai bentuk humor dan kritik sosial. Namun, tidak semua orang senang dengan video tersebut, termasuk pihak berwenang Vietnam yang menganggapnya sebagai penghinaan terhadap pemimpin negara.
Apa yang Terjadi dengan Penjual Mi?
Enam hari setelah mengunggah video parodinya, Bui Tuan Lam dipanggil oleh polisi untuk dimintai keterangan. Dia kemudian mengunggah foto dirinya sedang diinterogasi oleh dua polisi berseragam di Facebook. Dia juga mengaku mendapat panggilan kedua dari polisi.
Pada 26 Mei 2023, Pengadilan Vietnam menjatuhkan hukuman penjara selama lima tahun kepada Bui Tuan Lam atas tuduhan melakukan propaganda anti-negara. Hakim menyatakan bahwa video parodi Bui Tuan Lam mengandung unsur penghinaan, ejekan, dan fitnah terhadap Jenderal To Lam dan Partai Komunis Vietnam.
Bagaimana Reaksi Publik terhadap Hukuman Penjual Mi?
Hukuman penjara terhadap Bui Tuan Lam menuai protes dan kecaman dari berbagai pihak, baik dalam maupun luar negeri. Banyak orang yang menganggap hukuman tersebut terlalu berlebihan dan melanggar hak asasi manusia. Mereka juga menuntut pembebasan Bui Tuan Lam dan reformasi politik di Vietnam.
Beberapa organisasi hak asasi manusia, seperti Amnesty International dan Human Rights Watch, juga mengkritik hukuman tersebut dan menyerukan agar Vietnam menghormati kebebasan berekspresi dan berpendapat.
Mereka juga menyoroti bahwa kasus Bui Tuan Lam bukanlah kasus pertama atau satu-satunya di mana orang-orang yang kritis terhadap pemerintah Vietnam ditindak secara represif.
Apa Pelajaran yang Bisa Dipetik dari Kasus Ini?
Kasus Bui Tuan Lam menunjukkan bahwa media sosial bisa menjadi alat yang ampuh untuk menyampaikan pesan dan opini kepada publik, tetapi juga bisa menjadi sumber masalah jika tidak digunakan dengan bijak. Di beberapa negara, seperti Vietnam, kebebasan berekspresi dan berpendapat masih dibatasi oleh undang-undang dan penguasa yang otoriter.
Oleh karena itu, kita harus selalu berhati-hati dalam membuat dan membagikan konten di media sosial, terutama jika konten tersebut berkaitan dengan isu-isu sensitif atau kontroversial. Kita juga harus menghargai perbedaan pendapat dan pandangan tanpa harus saling menyerang atau menghina.
Selain itu, kita juga harus peduli dengan nasib orang-orang yang menjadi korban pelanggaran hak asasi manusia akibat berekspresi di media sosial. Kita bisa memberikan dukungan moral atau materi kepada mereka atau bergabung dengan organisasi-organisasi yang berjuang untuk membela hak-hak mereka.
Sumber: https://news.detik.com/bbc-world/d-5818544/tukang-mi-dipanggil-polisi-vietnam-gegara-parodikan-salt-bae.
Posting Komentar