"Doa menyantuni anak yatim di bulan Muharram, berlimpah pahala. Kritik dari ulama, tapi tetap memiliki landasan. Bacalah doa yang penuh kasih saat menyantuni.
Salah satu tradisi yang telah menjadi bagian tak terpisahkan dari masyarakat muslim di Indonesia adalah menyantuni anak yatim selama bulan Muharram.
Kegiatan ini didasarkan pada sebuah hadits Rasulullah Saw yang memberikan penjelasan tentang keutamaan hari Asyura secara khusus, dan bulan Muharram secara umum. Rasulullah Saw bersabda:
مَنْ صَامَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ مِنَ الْمُحَرَّمِ أَعْطَاهُ اللَّهُ تَعَالَى ثَوَابَ عَشْرَةِ آلافِ مَلَكٍ ، وَمَنْ صَامَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ مِنَ الْمُحَرَّمِ أُعْطِيَ ثَوَابَ عَشْرَةِ آلَافِ حَاجٍّ وَمُعْتَمِرٍ وَعَشْرَةِ آلافِ شَهِيدٍ ، وَمَنْ مَسَحَ يَدَهُ عَلَى رَأْسِ يَتِيمٍ يَوْمَ عَاشُورَاءَ رَفَعَ اللَّهُ تَعَالَى لَهُ بِكُلِّ شَعْرَةٍ دَرَجَةً
Artinya: “Barangsiapa berpuasa para hari Asyura (tanggal 10) Muharram, niscaya Allah akan memberikan seribu pahala malaikat dan pahala 10.000 pahala syuhada. Dan barangsiapa mengusap kepala anak yatim pada hari Asyura, niscaya Allah mengangkat derajatnya pada setiap rambut yang diusapnya.” [Abu Lais as-Samarqandi, Tanbihul Ghafilin bi-Ahaditsi Sayyidil Anbiya wal Mursalin, [Beirut, Dar Ibnu Kasir: 2000M], halaman. 331].
Meskipun hadits ini memiliki makna yang mendalam tentang penghargaan bagi yang menyantuni anak yatim, namun ada beberapa kritikan dari para ulama terhadap keabsahannya.
Dalil ini adalah satu-satunya yang secara khusus menganjurkan untuk menyantuni anak yatim atau mengusap kepala mereka selama bulan Muharram. Dalam hadits ini, ditegaskan bahwa pahala yang besar menanti bagi mereka yang peduli dan mengasihi anak yatim di bulan tersebut.
Meskipun dalil ini telah menjadi dasar bagi tradisi mengasihi anak yatim di bulan Muharram, beberapa ulama mengkritiknya. Sebagian ulama, seperti Ibnu al-Jauzi, yang mengkhususkan diri dalam mengidentifikasi hadits palsu, menyatakan bahwa hadits ini termasuk hadits palsu yang berasal dari seorang pendusta bernama Habib bin Abi Habib.
Ahmad bin Hanbal juga menyatakan bahwa Habib bin Abi Habib adalah pendusta. Selain itu, menurut Ibnu ‘Adi, Habib bin Abi Habib adalah pemalsu hadits. (Ibnu Jauzi, al-Mawdhu’at, [Madinah, al-Maktabah as-Salafiyyah: 1386 H], jilid. 2, halaman. 203)
Meskipun ada perbedaan pendapat, bukan berarti tradisi mengasihi anak yatim di bulan Muharram tidak memiliki landasan. Sebabnya, terdapat banyak hadits lain dari Rasulullah Saw yang menekankan pentingnya menyantuni anak yatim secara umum, tidak terbatas pada waktu atau tempat tertentu.
Rasulullah Saw juga bersabda:
وَأَنَا وَكَافِلُ الْيَتِيمِ فِي الْجَنَّةِ هَكَذَا وَأَشَارَ بِالسَّبَّابَةِ وَالْوُسْطَى وَفَرَّجَ بَيْنَهُمَا شَيْئًا
Artinya: “Saya dan orang yang memelihara anak yatim itu dalam surga seperti ini. Beliau mengisyaratkan dengan jari telunjuk dan jari tengahnya serta merenggangkan keduanya.” (HR. Bukhari)
Hadits lainnya menyatakan bahwa menyantuni anak yatim dengan mengajak mereka makan akan membawa keberkahan. Rasulullah Saw bersabda:
ما من مائدة أعظم بركة من مائدة جلس عليها يتيم
Artinya: “Tidak ada meja makan yang paling besar barakahnya melebihi meja makan yang mana anak yatim duduk bersama.” (HR. Ahmad)
Bacaan Doa saat Menyantuni Anak Yatim
Ketika menyantuni anak yatim, ada beberapa doa yang bisa dibaca untuk mendampingi niat baik ini. Salah satunya adalah ketika mengusap kepala anak yatim, dianjurkan untuk membaca doa yang disebutkan oleh Imam al-Munawi dalam kitab Faidul Qadir:
جَبرَ اللهُ يُتْمَكَ وَجَعَلَكَ خَلْفًا مِنْ أَبِيْكَ
Artinya: “Semoga Allah menutup keyatimanmu dan menjadikanmu pengganti yang baik dari ayahmu.” (al-Munawi, Faidh al-Qadir, [Mesir, al-Maktabah at-Tijariyyah al-Kubra: 1356 H], jilid. 1, halaman. 108)
Selain itu, saat menjamu anak yatim di rumah, juga dianjurkan untuk membaca doa. Menghidangkan hidangan untuk anak yatim di rumah adalah cara lain yang penuh berkah.
Seperti yang disebutkan dalam hadits sebelumnya, menyantuni mereka dengan makanan akan mendatangkan berlimpah keberkahan. Saat momen istimewa ini, dianjurkan untuk memanjatkan doa:
اللَّهُمَّ ارْزُقْنِي فِيهِ رَحْمَةَ الْأَيْتَامِ وَ إِطْعَامَ الطَّعَامِ وَ إِفْشَاءَ السَّلامِ وَ صُحْبَةَ الْكِرَامِ بِطَوْلِكَ يَا مَلْجَأَ الْآمِلِين
Artinya: “Ya Allah, berilah aku rezeki berupa kasih sayang terhadap anak yatim dan pemberian makan dan penyebaran salam dan pergaulan dengan orang-orang mulia, dengan kemuliaan-Mu. Wahai tempat berlindung bagi orang-orang yang berharap.” (Miftah Al-Jannat fi Al-Ad’iyah wa Al-A’mal wa Al-Shalawat wa Al-Ziarat)
Doa ini, meskipun biasanya dibaca pada bulan Ramadhan, juga relevan untuk dibaca saat menyantuni anak yatim karena mengandung semangat penuh kasih sayang terhadap mereka. Semoga kegiatan menyantuni anak yatim selalu mendatangkan keberkahan dan menjadi sarana mendekatkan diri kepada Allah. Wallahu a’lam.
[Sumber referensi : NU Online]
Posting Komentar