-->
cfFp0twC8a3yW2yPPC8wDumW5SuwcdlZsJFakior
Bookmark

Cara Muhammadiyah Merayakan Maulid Nabi: Pandangan dan Pelaksanaan

Bagaimana Muhammadiyah merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW dan pandangan organisasi tersebut terhadap peringatan Maulid dalam Islam.

Setiap tanggal 12 Rabiul Awal, umat Islam di seluruh dunia memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW. Perayaan ini menjadi salah satu momen penting untuk mengenang kelahiran Nabi Muhammad SAW, sosok agung yang membawa risalah Islam kepada umat manusia. Namun, di Indonesia, ada perbedaan pendekatan di kalangan ormas Islam terkait peringatan ini, salah satunya Muhammadiyah.

Pandangan Muhammadiyah tentang Maulid Nabi

Dalam pandangannya, Muhammadiyah tidak secara resmi mengadakan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Hal ini bukan berarti mereka menolak Maulid, melainkan karena ada perbedaan dalam menafsirkan dalil-dalil tentang perayaan tersebut. Menurut Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah, hukum memperingati Maulid Nabi tergolong dalam perkara ijtihadiyah, yaitu hal yang dapat diputuskan melalui ijtihad, tanpa ada kewajiban ataupun larangan yang tegas.

“Pada prinsipnya, Tim Fatwa belum pernah menemukan dalil tentang perintah menyelenggarakan peringatan Maulid Nabi SAW, namun juga tidak menemukan dalil yang melarangnya.”

Oleh karena itu, jika ada umat Islam yang merasa perlu untuk mengadakan peringatan Maulid Nabi, Muhammadiyah menekankan pentingnya memperhatikan adab dan menjaga agar acara tersebut tidak melanggar prinsip-prinsip tauhid dan syariat. Ini termasuk menghindari segala bentuk bidah dan tindakan syirik yang bisa mengarah pada pemujaan berlebihan terhadap Nabi Muhammad SAW.

Potensi Perbuatan Melanggar dalam Perayaan Maulid

Beberapa tindakan yang dianggap melanggar oleh Muhammadiyah termasuk dalam kategori bidah, yaitu perbuatan yang tidak memiliki dasar dalil dalam Al-Qur'an dan Sunnah. Misalnya, pembacaan wirid atau doa-doa yang tidak jelas sumber dan hukumnya. Hal ini dapat menjerumuskan pada tindakan syirik jika mengandung unsur pemujaan terhadap Nabi Muhammad SAW yang berlebihan.

Alternatif Peringatan Maulid dalam Muhammadiyah

Meskipun Muhammadiyah tidak menyelenggarakan peringatan Maulid secara formal, bukan berarti mereka sepenuhnya mengabaikan momentum ini. Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Dadang Kahmad, menjelaskan bahwa warga Muhammadiyah bisa ikut meramaikan peringatan Maulid Nabi dengan cara yang sesuai dengan ajaran Islam, seperti melalui dakwah dan tablig tanpa menggunakan seremoni tertentu yang berpotensi melanggar prinsip-prinsip Islam.

"Mungkin Muhammadiyah tidak menyelenggarakan secara khas karena bentuk penyelenggaraannya di dunia berbagai macam." Ungkap Dadang Kahmad.

Beragam Cara Merayakan Maulid di Dunia

Di berbagai negara, umat Islam memiliki cara yang berbeda-beda dalam merayakan Maulid Nabi Muhammad. Misalnya, di Dubai, perayaan Maulid sering diisi dengan lantunan shalawat yang diiringi oleh alat musik tradisional seperti rebana. 

Sementara di Afghanistan, tradisi yang dilakukan adalah membagikan makanan kepada masyarakat sebagai bentuk syukur. Di banyak tempat lainnya, peringatan Maulid diisi dengan ceramah-ceramah agama yang menekankan keteladanan Nabi Muhammad SAW dalam kehidupan sehari-hari.

Penutup

Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW memiliki makna yang dalam bagi umat Islam. Meskipun Muhammadiyah tidak memiliki tradisi khusus dalam merayakan Maulid, mereka tetap menghormati niat baik di balik perayaan tersebut asalkan sesuai dengan ajaran Islam. 

Muhammadiyah menekankan pentingnya menghindari bidah dan mengajak umat untuk fokus pada dakwah, tablig, dan kegiatan-kegiatan yang membawa manfaat bagi kemaslahatan umat.

Untuk informasi lebih lanjut mengenai pandangan Muhammadiyah terhadap Maulid Nabi dan isu-isu keagamaan lainnya, Anda dapat mengunjungi situs resmi Muhammadiyah.

0

Posting Komentar